Satu Kesempatan (Part 12)
By loker aufit - October 11, 2016
Hubunganku dengan kedua orang tuaku juga semakin membaik, terbukti
seperti hari ini mama mau meluangkan waktu untuk mengajarkanku menyetir mobil.
“ Pelan-pelan aja Jora. Jangan ngebut dulu” Kata mama sambil berpegang
erat pada sabuk pengaman.
“ Ini Jora pelan ma bawa mobilnya” Kataku sambil menatap mama
“ Jora! Pandangannya ke depan, kamu bisa nabrak orang nanti!” Kata mama
panik
“ mama... ini lapangan bola, gak ada orang di sini” Kataku menahan tawa
Setelah hampir sebulan belajar menyetir mobil akhirnya aku bisa membawa
mobil sendiri. Tapi aku harus memiliki SIM C dulu sebelum membawa mobil milik mama.
Kami berdua pergi ke kantor polisi untuk membuat SIM. Untuk mengusir
rasa jenuh selama mengantri aku pergi ke luar kantor untuk mencari objek foto.
Mataku tertuju pada salah seorang pria yang berjalan di antara kerumunan orang
lain di zebra cross.
“ Zian.. Ziaan!!” teriakku
Lagi-lagi aku mulai berhalusinasi bertemu dengan Zian.
“ Tidak Jora, itu bukan Zian. Manusia mirip dia ada banyak di dunia
ini, jangan tertipu lagi!” gumamku
Aku kembali ke kantor polisi dan menemukan mama dan papa tengah
bercakap-cakap. Wajah mereka nampak santai dan sesekali tertawa bersama.
Seandainya saja mereka bisa kembali sebagai sepasang suami istri pasti hidupku
akan lebih berwarna.
Aku mendekati mama dan papa, kami bertiga larut dalam perbincangan yang
menyenangkan hingga tak terasa giliranku untuk membuat SIM sudah tiba.
“ Ma dagingnya over cook tuh,
kecilin deh api kompornya” Kataku
“ Iya mama kecilin nih!. Kamu sudah selesai belum motong sayurnya? Biar
mama masukin ke dalam daging sini” Kata mama
Aku menaruh mangkuk berisi sayur di dekat mama.
Ternyata tanpa ada pembantu di rumah ini kami tetap bisa mengurus rumah dengan baik.
Bahkan sekarang kami kompak membagi tugas. Aku memasak, mama membereskan rumah.
Nanti giliran aku membereskan rumah, mama yang memasak.
Dari luar terdengar suara bel yang berbunyi, mama segera menyerahkan
spatula kepadaku. Ia bergegas keluar untuk membukakan pintu.
“ Siapa mah?” Tanyaku saat mama kembali sambil membawa amplop
“ Undangan, pos yang ngirim ke sini” Jawab mama lalu meletakkan
undangan itu diatas meja makan.
Kami berdua kembali melanjutkan memasak sarapan di minggu pagi yang
cerah ini.
Selama makan aku membicarakan proyek besar yang akan ku lakukan bersama
rekan kerja lain. Kami akan pergi ke luar negeri untuk meliput musim semi di
Jepang. Minggu depan aku akan berangkat. Dan dalam minggu ini juga aku harus
mengurus pasport.
“ Iya nanti mama bantu kamu bikin pasport” Kata mama
“ Pasti keren banget ya ma musim semi di Jepang, sayang gak bisa ngajak
orang tua” Candaku
Mama mengacak-acak rambutku “ nanti mama susul kamu ke sana”
Aku dan mama tertawa bersama ditengah keseruan makan pagi.
Aku membersihkan meja makan dari piring-piring kotor. Ku lihat surat
undangan dari tukang pos tadi belum aku dan mama buka. Karena tidak ada nama
pengirimnya ku pikir undangan ini salah kirim.
Sebuah
undangan pameran foto dari fotografer ternama asal Singapura. Zian Bintang
Pratama.
0 comments